Uang merupakan hal yang penting bagi semua orang bahkan uang
bisa diibaratkan seperti senjata Dimana jika tidak dikelola dengan baik dapat
melukai diri sendiri dan menimbulkan perselisihan dengan orang lain. Oleh
karena itu dirasa penting untuk mengetahui cara mengelola dan merencenakan
Keuangan dengan tujuan mengurangi permasalahan yang akan timbul akibat tidak
terkelolanya Keuangan secara memadai.
Perencanaan keuangan menurut Financial Planning Standards
Board Indonesia adalah proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui
pengelolaan keuangan secara ter-integrasi dan terencana. Dalam hal ini semua
orang memiliki tujuan masing sehingga untuk mencapai tujuan yang akan dicapai
salah satunya merencanakan Keuangan baik dalam hal memperoleh dan menggunakan
Keuangan. Permasalahan keuangan sendiri merupakan salah satu sumber permasalahan
yang dimiliki orang sehingga bila seseorang memiliki pengetahuan mengelola
Keuangan diharapkan dapat mengelola permasalahan Keuangan dan mencapai tujuan
yang diinginkan.
Dalam Pengelolaan Keuangan, hal yang perlu dikelola yaitu terkait pengeluaran atau belanja yang dibayarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan atau meningkatkan kualitas hidup. Pengeluaran biasanya terdiri dari konsumsi, Tabungan dan Investasi. Ada beberapa referensi alokasi untuk mengatur pengeluaran seperti 60%: 10%: 30% untuk pekerja tetap atau 30%: 10%: 60% untuk pekerja profesi karena perbedaan arus kas pendapatan orang berbeda-beda. Tidak ada alokasi baku dalam pengeluaran Keuangan namun tujuannya sama yaitu mengefisienkan alokasi konsumsi dan memaksimalkan alokasi untuk Tabungan dan Investasi untuk dapat menjadi Cadangan pada kejadian yang tidak diharapkan atau meningkatkan Cadangan untuk kebutuhan hari tua.
Pada Alokasi konsumsi yang perlu diperhatikan yaitu bedanya
kebutuhan (need) dan keinginan (wants) yang membedakan yaitu bila landasan
konsumsi didasari pada logika maka dapat dikategorikan kebutuhan (needs) bila
terdapat unsur emosi atau mengikuti gaya hidup maka dapat dikategorikan pada
keinginan (wants). Kebutuhan itu sendiri dapat dikategorikan kembali pada
kebutuhan dasar (primer), sekunder dan tersier. Kebutuhan primer pada umumnya:
meliputi kebutuhan akan pangan (makan dan minum), sandang (pakaian dan
perlengkapannya) dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan sekunder meliputi:
kendaraan, fasilitas komunikasi dan informasi, hiburan, dan sebagainya.
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi diri dan gengsi, seperti mungkin kendaraan mewah, pariwisata ke
luar negeri, dan sebagainya.
Pengkategorian kebutuhan dasar tidak dapat diterapkan secara
kaku karena persepsi memenuhi kebutuhan dasar tersebut banyak dipengaruhi dari
kondisi ekonomi dan latar belakang Pendidikan serta budaya seseorang. Oleh
karena itu, cara pemenuhan kebutuhan seseorang dapat berbeda-beda sehingga bila
dilihat dari sisi pandang Pengelolaan Keuangan yaitu bagaimana mengefisienkan
pemenuhan kebutuhan dan mengalokasikan sisa pendapatan pada Tabungan dan
Investasi.
Selanjutnya bila terdapat sisa pendapatan sebaiknya
dialokasikan pada Tabungan dan Investasi sebagai bentuk persiapan pada hal-hal
yang tidak diinginkan, biaya yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang
seperti biaya Pendidikan atau simpanan di hari tua. Yang membedakan Tabungan
dan Investasi ada yang mengkategorikan pada seberapa cepat dana dapat dicairkan
dengan tidak terdapat biaya yang timbul akibat pencairan dana dapat
dikategorikan sebagai Tabungan sedangkan jika pencairan dana membutuhkan waktu
dan terdapat biaya atau return yang dikorbankan akibat pencairan dana maka
dapat dikategorikan sebagai Investasi. Misalkan penempatan Dana dalam bentuk
Investasi dalam bentuk logam mulia maka terdapat risiko harga jual logam mulia
dibawah harga pembelian atau harga jual dapat diatas harga pembelian sehingga
penempatan dana dalam Investasi logam mulia tidak dapat dikategorikan Investasi
bebas risiko.
Seberapa besar alokasi Tabungan dan Investasi setiap orang
tidak dapat dipukul rata karena setiap orang memiliki rencana jangka pendek
maupun jangka Panjang dalam pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu ada baiknya
rencana pemenuhan kebutuhan dalam jangka pendek dan jangka Panjang ada baiknya
dialokasikan sesuai dengan likuiditas Tabungan atau Investasi. Sebagai contoh,
misalkan seseorang memiliki rencana Pendidikan bagi buah hati pada 3 Bulan ke
depan maka sebaiknya dana yang tersedia dialokasikan pada Tabungan atau
Investasi pada Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki kecenderungan tidak terdapat
penurunan nilai dana sesuai jumlah dana yang dibutuhkan. Bila terdapat
kelebihan dana dapat dialokasikan pada Investasi yang memiliki imbal hasil yang
lebih tinggi namun juga perlu diperhatikan risiko yang melekat pada Investasi
tersebut.
Selain Investasi pada Tabungan dan Investasi, dapat pula
mempertimbangkan penempatan dana pada asuransi seperti asuransi jiwa, Kesehatan
dan kendaraan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan
seperti sakit atau kecelakaan. Untuk asuransi Kesehatan kita dapat memanfaatkan
BPJS Kesehatan sehingga bila terjadi sakit dikemudian hari diharapkan biaya
berobat dapat menggunakan BPJS Kesehatan sesuai pertanggungan yang dimiliki
oleh BPJS Kesehatan.
Dalam Proses perencanaan dan Pengelolaan keuangan ada
beberapa kategori keuangan dapat dikategorikan sehat seperti memiliki ketersediaan dana untuk 6 bulan atau
lebih. Namun dari sisi pandang penulis untuk perencanaan dan Pengelolaan
Keuangan lebih berpegang pada pepatah tidak besar pasak dari pada tiang, hemat
pangkal kaya dan jangan lupa berbagi kepada sesama sehingga pembaca dapat
mengevaluasi kondisi Keuangan masing-masing apakah dapat mencukupi kebutuhannya
atau bahkan sudah dapat memberi manfaat kepada Masyarakat.
"Kedamaian finansial
bukanlah perolehan barang melainkan belajar untuk hidup dengan lebih sedikit
dari yang dihasilkan sehingga kamu dapat mengembalikan uang dan memiliki uang
untuk diinvestasikan. Kamu tidak bisa menang sampai melakukan ini." - Dave
Ramsey
Referensi :
- PRINSIP-PRINSIP DAN PRAKTIK KEUANGAN PRIBADI oleh Warsono
- BUKU SAKU PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI oleh Supiandi, SE
Link Artikel terkait :
- Cara mengetahui produk reksa dana di Website OJK
- mengetahui imbal hasil yang wajar pada instrument Investasi
- Mengenal investasi reksa dana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar