Kadang kita perlu memikirkan terkait dengan apa saja yang perlu diinvestasikan dalam hidup ini. Investasi tidak hanya terkategori dalam instrument keuangan. contoh-contoh yang investasi yang tidak termasuk ke dalam instrument keuangan yaitu investasi dalam bentuk keterampilan sehingga saat ini berjamuran penawaran-penawaran pelatihan dalam berbagai bentuk baik pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan teknis dan kemampuan non teknis.
Mengapa saya katakan skill termasuk ke dalam bentuk investasi, cobalah kita lihat lowongan-lowongan penerimaan karyawan. perusahaan-perusahaan tentunya meminta calon karyawannya dengan persyaratan-persyaratan yang tentunya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. inilah pentingnya meningkatkan keterampilan pada diri kita sehingga dengan meningkatnya keterampilan kita diharapkan ketika peluang datang kita telah siap dan mengkonversinya menjadi benefit untuk diri kita.
Selain peningkatan keterampilan harus kita lakukan disisi lain terdapat pula investasi di instrumen keuangan untuk meningkatkan pendapatan atau minimal tidak tergerus nilai inflasi. Jenis-jenis investasi dalam instrument keuangan pada umumnya menawarkan tingkat keuntungan yang beragam. Dalam berinvestasi pada umumnya mengharapkan hasil yang layak namun sebagai investor harus selalu jadi orang yang rasional dan tidak mudah dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang berlebihan dan jangan serakah dalam berinvestasi.
Semakin tinggi tingkat imbal hasil tentunya semakin tinggi tingkat resikonya. jenis-jenis investasi dalam instrument keuangan yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Semakin tinggi tingkat imbal hasil tentunya semakin tinggi tingkat resikonya. jenis-jenis investasi dalam instrument keuangan yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Deposito
Deposito ini sebenarnya hampir serupa dengan tabungan namun tingkat suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan suku bunga tabungan. tingkat bunga yang ditawarkan biasanya berada diatas BI rate. Tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank biasanya berbeda-beda. semakin kecil skala usaha bank maka tingkat suku bunga yang ditawarkan semakin tinggi. Cobalah kita lihat pada bank-bank kecil atau bank BPR tentunya suku bunga deposito yang ditawarkan lebih tinggi ditawarkan bank-bank sekelas BUMN. Investasi pada deposito dapat dikatakan Zero Risk dimana tidak terdapat risiko pada investasi jenis ini.
2. Mata Uang Asing
Investasi pada mata uang asing ini sebenarnya hampir serupa dengan deposito karena kita bisa membuka tabungan dalam mata uang asing pada bank. mata uang asing yang biasa diterima sebagai tabungan atau deposito yaitu mata uang US Dollar. Namun investasi dalam mata uang asing memiliki risiko pasar dimana nilai tukar bisa berubah sewaktu-waktu sehingga dapat mengurangi atau meningkatkan nilai pokok investasi. adanya risiko tersebut janganlah membuat berkecil hati, karena sifatnya sangat likuid maka investasi pada mata uang asing bisa kita konversi secara cepat ke mata uang domestik.
3. Reksadana saham atau obligasi
Pengertian Reksa Dana menurut pada Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.” secara sederhana reksadana merupakan kumpulan efek yang dikelola oleh Manajer investasi dan kemudian ditawarkan kepada investor berupa pengelolaan dana dan nilai pengelolaan dana tercermin dari NAB (Nilai Aktiva Bersih) pada reksadana tersebut. Saat ini antara manajer investasi dan sekuritas sudah dipisahkan sehingga ketika akan berinvestasi reksadana dapat mendatangi manajer investasi atau perusahaan asset manajemen yang terdafar di OJK. Modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi pada relatif kecil beberapa asset management membuka minimal investasi pada nilai 500 ribu rupiah.
Risiko yang terkandung dalam reksadana yaitu risiko pasar dan likuiditas. risiko pasar terjadi karena adanya perubahan harga saham atau obligasi yang merupakan portfolio dari reksadana sehingga anda bisa mendapatkan keuntungan dan juga kerugian dari reksadana. sedangkan risiko likuiditas pada reksadana yaitu tercermin dari profil risiko dari perusahaan asset manajemen. namun dengan adanya pengawasan dari OJK diharapkan tidak terjadi kembali penggelapan aset nasabah.
4. Saham dan Obligasi
Saham yaitu surat berharga atas kepemilikan badan usaha atau perseroan. keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi pada saham yaitu terjadinya peningkatan harga dan dividen. namun kita juga perlu cermat dalam memilih saham. dari sekian banyak saham yang terdaftar di BEI menampilkan profil risiko yang berbeda pada setiap saham. bagi investor pemula ada baiknya untuk mempelajari risiko-risiko yang melekat pada saham. saham-saham yang memiliki risiko rendah biasanya saham-saham yang terkategori likuid dimana secara volume dan frekuensi perdagangan cukup tinggi selama periode tertentu. BEI biasanya memasukkan saham-saham yang likuid ke dalam index LQ45 atau index-index lainnya yang terdaftar di BEI.
Untuk berinvestasi saham kita harus mendaftar pada perusahaan-perusahaan efek yang terdaftar di OJK. Beberapa perusahaan efek menawarkan minimal invesatasi yang cukup terjangku dan memberikan fasilitas online trading bagi investornya sehingga investor dapat memonitor pergerakan harga saham pada portofolionya. Setelah mendaftar, investor biasanya diberikan SID (single investor identification) yang terdaftar di KSEI sehingga investor dapat memonitor rekening portofolionya.
Sedangkan obligasi yaitu surat berharga yang menunjukkan pengakuan utang atas suatu badan usaha sebagai peminjam dana. Penerbit Obligasi terdiri dari pemerintah maupun korporasi. Bagi investor pemula ada baiknya berinvestasi pada Obligasi Ritel yang diterbitkan oleh Pemerintah baik konvensional (Obligasi Ritel Indonesia) maupun syariah (Sukuk Ritel). Risiko yang terdapat pada obligasi yaitu risiko pasar dan likuiditas. Risiko pasar meliputi pergerakan harga obligasi di pasar sekunder sehingga bisa timbul potensi kerugian sedangkan untuk likuiditas obligasi bisa saja jarang ditransaksikan namun untuk obligasi ritel memiliki likuiditas yang cukup baik sehingga investor bisa dengan cepat mengkorvesi menjadi uang ketika mengalami kerugian ataupun mendapatkan keuntungan. Obligasi memiliki korelasi negatif dengan nilai suku bunga sehingga investor sebaiknya tetap mencermati perubahan tingkat suku bunga. Pembelian Investasi dapat dilakukan oleh Bank atau Perusahaan efek yang mendapat izin dari OJK atau Departemen Keuangan. Minimal pembelian investasi dapat dilakukan dengan nilai minimal pembelian lima juta rupiah.
Demikian paparan singkat sekilas investasi mudah-mudahan membantu rekan-rekan dalam merencanakan investasi.
Artikel terkait
- Mengenal risiko likuiditas
- mengenal investasi reksa dana
- Mengukur likuiditas saham
- Mengukur volatilitas harga saham
- Cara pengecekan IMEI handphone black market
Artikel terkait
- Mengenal risiko likuiditas
- mengenal investasi reksa dana
- Mengukur likuiditas saham
- Mengukur volatilitas harga saham
- Cara pengecekan IMEI handphone black market
Tidak ada komentar:
Posting Komentar