Jumat, 22 Maret 2019

Kesalahan Orang Tua Menghakimi Anak Tanpa Memberi Kesempatan Anak Menyampaikan Pendapatnya

Pada kesempatan kali saya coba berbagi cerita tentang kesalahan orang tua. Cerita ini menceritakan bagaimana kesalahan orang tua yang menghakimi anaknya. Pengalaman ini sebenarnya pengalaman yang tidak mengenakkan untuk diceritakan namun dari pengalaman inilah memberikan pelajaran yang besar bagi saya untuk tidak terulang kembali.

Cerita ini diawali ketika pada suatu keluarga mengalami peningkatan ekonomi mampu memiliki rice cooker yang mana sebelumnya memasak nasi dengan menggunakan dandang. Anak pada keluarga tersebut sudah dibiasakan membantu orang tua meskipun orang tua bisa mempekerjakan asisten rumah tangga sehingga anak-anak akan dapat mandiri di masa dewasanya.

Pengalaman yang tidak mengenakkan ini diawali dengan inisiatif anak tersebut untuk memasak nasi dengan rice cooker. Dengan memperhatikan yang biasa dilakukan oleh asisten rumah tangga bagaimana cara memasak dengan rice cooker maka anak tersebut menirunya dengan mencuci beras terlebih dahulu dengan menggunakan tangan meremas-remas beras agar lebih bersih.

Namun ketika anak tersebut mencuci beras dengan tangan disitulah kemudian anak terseebut dimarahi orang tuanya dengan menyatakan cara mencuci berasnya salah dan seharusnya tidak boleh menggunakan tangan ketika mencuci beras. Sehingga anak tersebut dimarahi dan mendapat ceramah yang lumayan panjang...

Dengan berbekal sedikit ilmu parenting dari berbagai sumber yang masih sedikit dipelajari ternyata yang dilakukan oleh ayah saya tidak tepat dan dapat memberikan dampak negatif terhadap anak. beberapa dampak negatif dari kejadian itu terhadap anak yaitu:

Anak menjadi kurang percaya diri.

Setelah dipelajari lebih jauh ternyata menghakimi anak tanpa memberi kesempatan anak membela diri dapat berakibat rasa percaya diri anak berkurang serta berkurang pula inisiatif yang timbul dari anak. Coba bayangkan bagaimana perasaan anak yang ingin membantu namun karena perbedaan cara melakukannya anak tersebut disalahkan. tentunya dalam hatinya akan tercetus untuk apa anak tersebut membantu lagi kalo yang didapatkan hanyalah omelan karena perbedaan sepele

Anak menjadi tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah.

Dengan terburu-burunya menghakimi perbuatan anak tanpa memberi kesempatan pada anak maka anak merasa tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah. Pada kejadian ini kebetulan sekali anak tersebut meniru apa yang dilakukan oleh asisten rumah tangga dan sampai saat ini ibu pun masih menggunakan tangan langsung dalam mencuci beras. Namun masalahnya kenapa hanya anak tersebut yang mendapatkan omelan..

Dengan kejadian ini saya mendapatkan sedikit pelajaran bahwa bila anak melakukan kesalahan ataupun melakukan perbuatan yang tidak kita harapkan maka ada baiknya kita memberi kesempatan pada mereka untuk berbicara menyampaikan alasannya. Anak-anak kita merupakan peniru yang sangat luar biasa sehingga sebagai orang tua yang sangat terbatas waktunya dengan anak ada baiknya memberi kesempatan pada anak untuk menyampaikan alasan dan tujuan kenapa mereka melakukan perbuatan tertentu.

Dengan tidak selalu mendampingi tumbuh kembang anak tentu banyak sekali informasi ataupun tingkah laku yang baik dan buruk yang ditiru oleh anak-anak tanpa sepengetahuan orang tua. Dan lagi anak-anak belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk oleh karena itu menurut hemat saya bila mendapati sesuatu yang tidak baik ditiru oleh anak maka pertama-tama adalah jaga emosi dan kemudian berdiskusilah dengan anak. Ketika berdiskusi pasanglah wajah yang baik karena dengan demikian anak akan merasa nyaman untuk bercerita.

Demikian sedikit cerita yang dapat disampaikan dan mudah-mudahan tidak terulang dikemudian hari dan moga sedikit amal baik ini juga terus mengalir kepada orang tua keluarga tersebut.

Judul Lainnya:







Tidak ada komentar: