Minggu, 18 Februari 2024

Mengelola dan Merencanakan Keuangan

Uang merupakan hal yang penting bagi semua orang bahkan uang bisa diibaratkan seperti senjata Dimana jika tidak dikelola dengan baik dapat melukai diri sendiri dan menimbulkan perselisihan dengan orang lain. Oleh karena itu dirasa penting untuk mengetahui cara mengelola dan merencenakan Keuangan dengan tujuan mengurangi permasalahan yang akan timbul akibat tidak terkelolanya Keuangan secara memadai.

Perencanaan keuangan menurut Financial Planning Standards Board Indonesia adalah proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara ter-integrasi dan terencana. Dalam hal ini semua orang memiliki tujuan masing sehingga untuk mencapai tujuan yang akan dicapai salah satunya merencanakan Keuangan baik dalam hal memperoleh dan menggunakan Keuangan. Permasalahan keuangan sendiri merupakan salah satu sumber permasalahan yang dimiliki orang sehingga bila seseorang memiliki pengetahuan mengelola Keuangan diharapkan dapat mengelola permasalahan Keuangan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam Pengelolaan Keuangan, hal yang perlu dikelola yaitu terkait pengeluaran atau belanja yang dibayarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan atau meningkatkan kualitas hidup. Pengeluaran biasanya terdiri dari konsumsi, Tabungan dan Investasi. Ada beberapa referensi alokasi untuk mengatur pengeluaran seperti 60%: 10%: 30% untuk pekerja tetap atau 30%: 10%: 60% untuk pekerja profesi karena perbedaan arus kas pendapatan orang berbeda-beda. Tidak ada alokasi baku dalam pengeluaran Keuangan namun tujuannya sama yaitu mengefisienkan alokasi konsumsi dan memaksimalkan alokasi untuk Tabungan dan Investasi untuk dapat menjadi Cadangan pada kejadian yang tidak diharapkan atau meningkatkan Cadangan untuk kebutuhan hari tua.

Pada Alokasi konsumsi yang perlu diperhatikan yaitu bedanya kebutuhan (need) dan keinginan (wants) yang membedakan yaitu bila landasan konsumsi didasari pada logika maka dapat dikategorikan kebutuhan (needs) bila terdapat unsur emosi atau mengikuti gaya hidup maka dapat dikategorikan pada keinginan (wants). Kebutuhan itu sendiri dapat dikategorikan kembali pada kebutuhan dasar (primer), sekunder dan tersier. Kebutuhan primer pada umumnya: meliputi kebutuhan akan pangan (makan dan minum), sandang (pakaian dan perlengkapannya) dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan sekunder meliputi: kendaraan, fasilitas komunikasi dan informasi, hiburan, dan sebagainya. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dan gengsi, seperti mungkin kendaraan mewah, pariwisata ke luar negeri, dan sebagainya.

Pengkategorian kebutuhan dasar tidak dapat diterapkan secara kaku karena persepsi memenuhi kebutuhan dasar tersebut banyak dipengaruhi dari kondisi ekonomi dan latar belakang Pendidikan serta budaya seseorang. Oleh karena itu, cara pemenuhan kebutuhan seseorang dapat berbeda-beda sehingga bila dilihat dari sisi pandang Pengelolaan Keuangan yaitu bagaimana mengefisienkan pemenuhan kebutuhan dan mengalokasikan sisa pendapatan pada Tabungan dan Investasi.

Selanjutnya bila terdapat sisa pendapatan sebaiknya dialokasikan pada Tabungan dan Investasi sebagai bentuk persiapan pada hal-hal yang tidak diinginkan, biaya yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang seperti biaya Pendidikan atau simpanan di hari tua. Yang membedakan Tabungan dan Investasi ada yang mengkategorikan pada seberapa cepat dana dapat dicairkan dengan tidak terdapat biaya yang timbul akibat pencairan dana dapat dikategorikan sebagai Tabungan sedangkan jika pencairan dana membutuhkan waktu dan terdapat biaya atau return yang dikorbankan akibat pencairan dana maka dapat dikategorikan sebagai Investasi. Misalkan penempatan Dana dalam bentuk Investasi dalam bentuk logam mulia maka terdapat risiko harga jual logam mulia dibawah harga pembelian atau harga jual dapat diatas harga pembelian sehingga penempatan dana dalam Investasi logam mulia tidak dapat dikategorikan Investasi bebas risiko.

Seberapa besar alokasi Tabungan dan Investasi setiap orang tidak dapat dipukul rata karena setiap orang memiliki rencana jangka pendek maupun jangka Panjang dalam pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu ada baiknya rencana pemenuhan kebutuhan dalam jangka pendek dan jangka Panjang ada baiknya dialokasikan sesuai dengan likuiditas Tabungan atau Investasi. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki rencana Pendidikan bagi buah hati pada 3 Bulan ke depan maka sebaiknya dana yang tersedia dialokasikan pada Tabungan atau Investasi pada Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki kecenderungan tidak terdapat penurunan nilai dana sesuai jumlah dana yang dibutuhkan. Bila terdapat kelebihan dana dapat dialokasikan pada Investasi yang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi namun juga perlu diperhatikan risiko yang melekat pada Investasi tersebut.

Selain Investasi pada Tabungan dan Investasi, dapat pula mempertimbangkan penempatan dana pada asuransi seperti asuransi jiwa, Kesehatan dan kendaraan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti sakit atau kecelakaan. Untuk asuransi Kesehatan kita dapat memanfaatkan BPJS Kesehatan sehingga bila terjadi sakit dikemudian hari diharapkan biaya berobat dapat menggunakan BPJS Kesehatan sesuai pertanggungan yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan.

Dalam Proses perencanaan dan Pengelolaan keuangan ada beberapa kategori keuangan dapat dikategorikan sehat seperti  memiliki ketersediaan dana untuk 6 bulan atau lebih. Namun dari sisi pandang penulis untuk perencanaan dan Pengelolaan Keuangan lebih berpegang pada pepatah tidak besar pasak dari pada tiang, hemat pangkal kaya dan jangan lupa berbagi kepada sesama sehingga pembaca dapat mengevaluasi kondisi Keuangan masing-masing apakah dapat mencukupi kebutuhannya atau bahkan sudah dapat memberi manfaat kepada Masyarakat.

 

"Kedamaian finansial bukanlah perolehan barang melainkan belajar untuk hidup dengan lebih sedikit dari yang dihasilkan sehingga kamu dapat mengembalikan uang dan memiliki uang untuk diinvestasikan. Kamu tidak bisa menang sampai melakukan ini." - Dave Ramsey


Referensi :

  • PRINSIP-PRINSIP DAN PRAKTIK KEUANGAN PRIBADI oleh Warsono
  • BUKU SAKU PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI oleh Supiandi, SE


Link Artikel terkait : 

Cara mengetahui produk reksa dana di Website OJK

mengetahui imbal hasil yang wajar pada instrument Investasi

Mengenal investasi reksa dana

Tidak ada komentar: