Minggu, 12 Januari 2020

Imbal Hasil atau Return yang Wajar Dalam Investasi

Semakin maraknya tawaran investasi dengan imbal hasil atau return yang menjanjikan maka sebaiknya perlu diperhatikan apakah imbal hasil atau return yang dijanjikan masih dalam batas wajar. Semakin tinggi imbal hasil atau return yang dijanjikan tentunya semakin menggiurkan investor untuk berinvestasi. Namun semakin tinggi imbal hasil yang dijanjikan tentunya akan meningkatkan risiko yang melekat pada investasi tersebut. Dengan banyaknya tawaran investasi dengan imbal hasil yang tinggi maka kita perlu perhatikan apakah imbal hasil yang dijanjikan wajar atau tidak, dan yang terpenting dalam berinvestasi adalah ketidakpastian itu sendiri sehingga sangat aneh atau tidak wajar bila ada investasi yang ditawarkan menjanjikan imbal hasil atau return yang pasti.


Hal-hal Yang Mempengaruhi Imbal Hasil atau Return Dalam Berinvestasi

Secara ekonomi makro tentunya kita mengenal inflasi yang mengakibatkan nilai mata uang berkurang dari waktu ke waktu dikarenakan peningkatan harga. Oleh karena itu, bank sentral biasanya menetapkan suku bunga untuk mengendalikan laju inflasi. Dengan berkembangnya perdagangan internasional maka suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral berfungsi juga untuk mengendalikan nilai tukar dimana secara tidak langsung nilai tukar dapat berdampak pada laju inflasi khususnya barang-barang yang memiliki komponen import. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral biasanya dijadikan acuan oleh bank atau perusahaan keuangan untuk menentukan imbal hasil atas produk keuangan yang dikeluarkan oleh bank atau perusahaan keuangan tersebut. Pemerintah dalam penerbitan surat utang juga mempertimbangkan suku bunga bank sentral dalam menentukan kupon atas surat utang dan biasanya tingkat kupon yang diberikan diatas suku bunga bank sentral.

Sedangkan secara ekonomi mikro, imbal hasil atau return yang dijanjikan oleh suatu perusahaan selain mempertimbangkan suku bunga yang ditentukan oleh bank sentral selaku investor juga perlu memperhatikan beberapa hal lainnya yaitu performa keuangan dari perusahaan tersebut dan trend pasar dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Investasi ditawarkan oleh perusahaan non financial biasanya produk investasi yang ditawarkan oleh perusahaan non financial biasanya dapat berupa surat utang dan penyertaan saham.

Dengan memperhatikan kondisi ekonomi mikro maupun makro maka kita dapat menentukan target investasi yang kita harapkan tentunya kita juga harus memperhatikan risiko pada pilihan investasi akan diambil. 

Imbal Hasil atau Return Investasi di Instrumen Keuangan

Penawaran investasi yang berupa instrument keuangan sangat beragam jenisnya mulai dari deposito, surat utang negara, reksa dana dan saham. Berdasarkan jenis-jenis instrument keuangan dengan risiko yang cukup minimal yaitu berupa deposito dan surat utang negara. Deposito dan surat utang negara dapat dikatakan risiko minimal dikarenakan secara risiko kredit deposito dan surat utang negara dapat menjamin pembayaran bunga dan pokoknya. Khususnya deposito, saat ini terdapat Lembaga Penjamin Simpanan dimana menjamin simpanan nasabah baik di Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan skema penjaminan LPS

Begitu pula dengan Surat Utang Negara diyakini memiliki risiko yang minimal namun surat utang dalam perdagangan sekunder bisa mengalami perubahan harga dan dalam sejarahnya terdapat pula kejadian beberapa negara seperti Argentina dan Yunani mengalami default atau gagal bayar membayar utangnya.

Berikut data historis suku bunga, nilai tukar dan IHSG.


Dengan data historis suku bunga diatas maka dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia maka kita bisa menjadikan suku bunga penjaminan LPS dan Tingkat Kupon Surat Utang Negara sebagai acuan batas wajar imbal hasil atas suatu investasi. Dengan memperhatikan data-data diatas maka tidak terdapat kepastian imbal hasil yang akan diperoleh oleh investor dimana suku bunga akan selalu mengikuti kondisi inflasi dan nilai tukar. Karena tidak terdapat kepastian imbal hasil dimasa yang akan datang maka sebagai investor perlu meneliti kembali atas penawaran investasi yang ditawarkan dan bagaimana kinerja produk investasi tersebut. Bila produk investasi merupakan turunan dari saham atau aset yang dipengaruhi kondisi pasar, maka sudah dipastikan ketidakpastian imbal hasilnya di masa yang akan datang sehingga bila ada yang menjanjikan imbal hasilnya tetap tapi dengan produk yang didasari oleh kondisi pasar maka tawaran investasi tersebut dapat kita abaikan.

Demikian sedikit tips dalam berinvestasi semoga bermanfaat agar tidak terjebak dalam investasi bodong.

referensi:
- https://www.lps.go.id/home
- https://www.bi.go.id/id/Default.aspx

artikel terkait:

Tidak ada komentar: